Mungkin sedikit persembahan tulisan ini membuat hati saya bisa lega, menceritakan kisah yang seharusnya tidak perlu ditampakkan,cerita yang sudah tak layak untuk dicerikan.
Berawal dari kepulangannya dari perantaun sana, memberi informasi dan bertemu kembali, mengapa tidak di tolak ajakannya ? bagiku mungkin ini salah satu ikatan tali silaturrahmi terhadap sesama. Tiba di pantai itu, duduk berdampingan dan saling menceritakan pengalaman yang dirasakan selama kita tidak pernah berjumpa sejauh itu. Aku meresponnya biasa saja karena menurutku pertemuan itu hanya pertemuan yang biasa saja dan tak ada hal special didalamnya.Bertemu hanya itu berbagi cerita dan pengalaman, yah aku fikirnya seperti itu.
Selang beberapa menit pembicaraan diarahkan pada masa lalu, wow?? bukan rencana untuk membahas hal itu, mungkin bisa dibilang dia yang memulai membahasnya. Sekali lagi aku tepis segala sesuatu difikiranku mencoba tak terlihat bodoh membicarakan masa lalu yang sudah seharusnya di kubur dalam-dalam.
Alhasil pertemuan itu ternyata membawa dampak yang lain pada dia, why ?? Aku merasa biasa saja, dan sama sekali tidak pernah terbesit difikiranku untuk hal itu lagi, mengapa? kita telah lama putus, jangan bahas masa lalu lagi "tegasku" tapi semakin hal itu ingn ditutup rapat-rapat semakin kamu mencoba untuk membuka dan mengulitinya sedalam-dalamnya. Yah saya meresponnya apa adanya dan kujawab pertanyaan-pertanyaan yang terlontah dimulutmu dengan biasa saja.
Terhenyak, ketika mendengar kamu ingin memperbaiki hal yang dulu, memperbaiki hubungan yang selalu kandas dan disambung kembali. Seperti benang yang kusut yang ingin dijadikan ke keadaan semula. Ada apa ini tanyaku dalam hati? apa yang harus aku lakukan sedangkan aku telah memperjuangkan hatiku untuk tidak pernah memberi rasa itu lagi untukmu, dengan lihainya dia memberikan perkataan yang sungguh manis rasanya di bibirnya, "aku ingin berubah, aku ingin memperbaiki sikap dan sesuatu yang tidak baik dulu menjadi baik hari ini" katamu.
"Sekali-kali tidak", kataku kamu pernah kuberi kesempatan ke 2 waktu itu dan lagi-lagi kamu menyia-nyiakaannya, sekarang kamu ingin meminta kesempatan ke 3 dan berjanji untuk menjadi lebih baik. Gumamku dalam hati "Yang ada hanya kesempatan ke 2 tidak ada kesempatan ke 3 dan seterusnya"
aku menolak hal itu secara spontan betapa tidak dulu sebelum aku memberimu kesempatan ke 2 kamu juga berjanji untuk menjadi lebih baik tetapi pada nyatanya semoga hanya fiktif belaka, seperti tong kosong nyaring bunyinnya.
Penolakanku membuatmu sedikit berusaha meyakinkanku, sedikit memaksakan kehendakmu kepadaku, kuberi kau penjelasan "Kamu tidak pernah tahu dulu setelah kisah kita kandas kamu tidak pernah tahu bagaimana aku bisa bangkit dari keterpurukan hatiku, bagaiman aku bisa membangkitkan semangatku, bagaimana aku bisa mengembalikan senyumku yang sempat kau rampas dari hidupku, kamu pikir ini gampang? sungguh tidak, iya tidak sma sekali". Penjelasanku mungkin cukup singkat, dan pasti bisa kau pahami, dan penolakanku hari itu tidak sampai disitu, sepertinya Dia terus berusaha memasuki sisi kewanitaanku yang selalu merasa iba, kamu terus mengucapka hal itu "AKU AKAN BERUBAH, BERI AKU KESEMPATAN SEKALI LAGI"
"Aku tidak bisa" tegasku menolak untuk kebeberapa kalinya.
Singkat cerita dimalam itu dia menghubungiku dan lagi lagi hal itu yang dia ucapkan, sisi kewanitaanku kembali luluh kembali luluh dengan hal yang dia lakukan, aku berfikir mungkin dia memang bersungguh-sungguh untuk memperbaikinnya, fikirku dalam hati "Allah saja selalu memberi kesempatan kepada hambanya yang ingin berubah, mengapa saya tidak sedangkan saya hanyalah seorang manusia" dengan suara yang tidak terlalu keras aku mengatakan "Iya" aku memberimu kesempatan sekali lagi, balasnya bertanya mencoba meyakinkan, "Betulkah itu" jawabku " Iya ". Dia berkata sangat senang sekali bisa diberi kesempatan dan untuk itu dia berjanji untuk tidak pernah mengulanginya. "Jangan" kataku ! Jangan pernah memberiku janji-janji yang tidak jelas saya hanya ingin melihat bukti perkataanmu.
Akhirnya, pagi ini terasa berbeda dulunya aku tak terlalu memperhatikan ponselku tiba-tiba selalu menjadi barang perhatian. Betapa tidak inbox yang masuk pastilah darinya, seperti orang pada umumya, yah begitulah.
Singkat waktu sebulan telah berlalu, terdengara kabar miring tentangmu, entah itu benar ataukah tidak tapi aku mencoba untuk tidak berprasangka buruk dan langsung menanyakannya padanya. tegasnya "Tidak, dia hanyalah keluarga dekatku, hanya sebatas keluarga" kamupun bersikukuh untuk mempertemukanku dengannya, tetapi aku menolak aku tidak cukup punya waktu untuk bertemunya dan menanyakan hal itu. Aku tidak membahasnya lagi, karena harus aku akui hal itu bukanlah menjadi prioritas fikiranku saat itu karena aku harus mempersiapkan diriku untuk masa depan.
Sore itu setelah melakukan kewajiban sebagai ummat yang taat kepada pencipta, aku membuka Laptop dan membuka situs jejaring sosialku entah ini petunjuk dari yang diatas atau bagaimana, terhenyak didalam kata di statusnya terlihat komentar orang itu lagi? perasaanku tidak enak berkali-kali aku menanyakan hal itu tetapi tepis mereka berdua menolaknya, terus ini apa? tiba-tiba selang beberapa menit komentar itu telah dihapus, aku makin tak mementu ada hal yang tidak wajar dari ini semua, akhirnya saya menyimulkan hal itu semua sudah kubaca dari gerek-gerik dan sikapnya sebelumnya, ternyata feelingku benar! sungguh tak terelakkan lagi air mataku jatuh menetes, betapa tidak berdosanya dia, betapa teganya dia,orang yang selama ini aku kenal menampakka sosok aslinya setelah beberapa tahun aku mengenalnya, shock tak tertahankan, ternyata orang yang dulu ku sayang itu bukan orang yang baik perangai,sikap,kepribadian melainkan dia hanyalah seorang penghianat, seorang pembohong dan pendusta. Dia orang yang sejenak melemahkan aliran darahku, meruntuhkan dinding hatiku dan menyayat sosok kewanitaanku, niat tulusku memberinya kesempatan untuk berubah ternyata lahgi-lagi Dia sia-siakan, kecewa dan sangat kecewa! Seketika itu taku memeriksa foto yang ada didalam memori laptop itu, dan tak segan-segan ku hapus setelah sekian lama bahkan bertahun-tahun aku menyimpannya sebagia kenang-kenangan. Sungguh tak dapat kujelaskan bagaiamana ini bisa terjadi? Bagaimana Allah menguji kesabaranku, bagaimana Allah memberiku hantaman rohani yang begitu mendalam, tetapi tidak aku akan bangkit karena walaupun aku sakit, bagiku itu bukan diriku yang sesungguhnya karena kuat dan tegarnya seseorang itu dimana dia bisa bangkit ketika dia merasa sangat terdzolimi.
Semoga cerita ini hanya aku yang mengalaminya.
" Belajar menicintai diri anda sendiri, perhatikan diri anda sendiri berfikirlah bahwa masa depan terbentang luas dan anda akan menjadi orang hebat dan akan berdampingan dengan orang hebat pula, perdulikan diri anda pergilah bersama teman-teman anda buanglah semua masalh dengan senyumlepas bersama teman-teman dan sahabat anda, jadilah anda orang yang hebat yang mampu menggapai impian anda tanpa dia berjuang keras menjadi orang yang sukses dan bangkitlah :) "